Senin, 09 Desember 2019

Vakansi Terjauh Pertama Ke Kampung Tetangga

Malang? Beneran?


Rencana perjalanan ini dimulai sejak 8 Januari 2019. Ketika semua orang baru saja menyicip tahun baru 2019 sekitar delapan harian, tapi saya sudah dibikin gusar sama pesan WhatsApp yang datang setelah jam makan siang hari itu.


"Nur, aku mau ke Malang tanggal 17-20 April. Berangkat 17 siang, sampai di Jakarta 21 pagi. Kamu ada keinginan ikut, nggak?" 


Bagaimana ini? Baru memulai tahun, sudah diberikan informasi maha menggiurkan begitu. Apa kabar, kantong? Wkwk.

Jumat, 28 Juni 2019

Stay Strong Lepi






Saya tuh kalau udah ada yang curhat mengenai masalah hidup, paling senang menyimak. Serius. Mengamati tiap masalah yang orang lain ceritakan secara langsung, maupun yang dibagikan di sosial media itu bisa bikin saya mikir, eh ternyata masalah yang gua keluhin tuh nggak ada apa-apanya, ya. Jadi intropeksi diri. Tapi ya secukupnya otak mau menerima aja. Soalnya kalau kebanyakan menelan cerita orang yang ofkors masalahnya itu beraneka warna, jika kebetulan saya sendiri juga lagi kepusingan dengan masalah pribadi, kadang saya menutup sesi curhat tersebut. Pusing cuyyyy.

Tapi ya yang namanya masalah, pasti nggak ada kan ya orang yang nggak ngerasain dan nggak punya, kan? Kadang dinikmati sambil mencari jalan keluarnya itu nggak semuanya lancar. "Tapi ya namanya juga hidup, Nur. Mau sejauh apa lu pergi juga pasti ada masalahnya." Ucap seorang kawan lama. 

Rabu, 08 Mei 2019

Akui Saja Bahwa Kita Tidak Baik-Baik Saja




Sudah berapa kali setiap ditanya orang sekitar "kamu kenapa?" tapi diri selalu menjawab 'nggak kenapa-kenapa'.

Sudah berapa kali setiap orang memastikan "serius nggak kenapa-kenapa?" lalu mendadak kamu diam, lalu meyakinkan diri untuk tidak 'jatuh' di hadapan orang lain, --maksudnya air matamu dan kekuatan yang sudah kamu pertahankan sejak tadi.

Rabu, 13 Maret 2019

Cerita Hujan Hari Ini


Saya mencoba pulang dengan menerobos hujan kali ini. Pukul setengah sembilan tadi, kebetulan masih ada jam mata kuliah terakhir. 




Terdengar hujan turun dengan deras di luar kelas tanpa aba-aba.
“Pantes ya gerah banget malam ini. Nggak tahunya mau hujan.” Celetuk teman kelas saya ke teman di sebelahnya. Keren banget ya dia, bisa menebak tanda hujan akan turun. Hehehe. Saya… menebak perasaan sendiri aja masih suka salah. Eh, tapi kalau perasaan lapar, tentu saya peka banget dan selalu nggak pernah salah.


Saya paham betul memang malam ini    bahkan sejak sore tadi cuaca panas sekali. Tapi saya nggak berprasangka akan turun hujan. Ya memang Allah itu sebaik-baik perencana. Hujan turun berarti ada keberkahan di tiap rinainya. Tak lupa, mengucap doa turun hujan. Meski kepala ini kepikiran ‘jas hujan’ yang alamat kebasahan duluan sebelum nanti dipakai. Sambil terselip doa, Semoga saat pulang, hujannya sudah mereda. Aamiin.



Selasa. Semester ini padat merayap, tempat parkirnya. Untuk pengingat diri sendiri saja, memang agaknya kalau sudah diperkirakan kelas akan pulang duluan, memarkir motor jangan terlalu paling depan dan di pojokan. Ya sekali lagi, untuk diri saya sendiri, Selasa sampai Rabu, parkir kalau bisa paling belakang. Biar bisa langsung pulang. Hehehe. Eh, pesan tempat / nge-tap posisi parkir ke bapak penjaga parkirnya boleh nggak sih? Bercanda. Tapi kalau dibawa serius sepertinya boleh juga.

Mau nggak mau saya dan salah satu teman menunggu. Sampai setidaknya motor yang terpakir tepat di belakang dan samping motor saya sudah memberi ruang gerak.


“Jangan di situ, Nur. Lu mau uji nyali?” tutur kawan saya.

Awalnya saya nggak begitu ngerti. Apaan? Kok horor? Ini cerita rumah sakit yang tadi dia ceritain di kelas belum selesai? kepala saya masih berpikir rasional. 
NUR AGUSTININGSIH © | THEME BY RUMAH ES