Senin, 09 Desember 2019

Vakansi Terjauh Pertama Ke Kampung Tetangga

Malang? Beneran?


Rencana perjalanan ini dimulai sejak 8 Januari 2019. Ketika semua orang baru saja menyicip tahun baru 2019 sekitar delapan harian, tapi saya sudah dibikin gusar sama pesan WhatsApp yang datang setelah jam makan siang hari itu.


"Nur, aku mau ke Malang tanggal 17-20 April. Berangkat 17 siang, sampai di Jakarta 21 pagi. Kamu ada keinginan ikut, nggak?" 


Bagaimana ini? Baru memulai tahun, sudah diberikan informasi maha menggiurkan begitu. Apa kabar, kantong? Wkwk.


Pesan itu dikirim secara sadar oleh Mbak Arin. Hey mbak, kenapa suka betul bikin anak orang senyum-senyum di tanggal muda! xD Halo, gajian, cepat datangi Nuna, cepaaat!!


Pengumuman jalan-jalan ini sebelumnya sudah pernah saya dengar dari perangai mbak sekaligus tetangga, teman, dan kakak kelas di SMK yang baru akrab malah setelah lulus itu.  Waktu itu entah kenapa tiba-tiba dia membahas perjalanan entah-ke-berapa-kalinya ke Malang dan sekitarnya. 

"Aku ada rencana mau ke Malang lagi nih, sama temen-temen aku, itu juga kalau jadi." Lalu doi menceritakan pengalaman perjalanan seru itu, sambil melahap mie ayam di kamar saya. 
Dalam percakapan selama menyantap makanan enak itu, tentu saja saya antusias mendengarkan.

Menyangkut cerita jalan-jalan, akan rugi sekali bila telinga tidak dipasang baik-baik, kawan!. Apalagi saat dia menceritakan keseruan naik motor dikawani kabut, kanan-kiri jurang dan yang ekstrim sampai mau nyenggol bis pariwisata pula!. Sebagai anak yang jarang kabutan, diceritain begituan  adrenalin saya terpacu, otak sudah memvisualisasikannya secara heboh pula. WAH KAYAKNYA MALANG SERU NIH! AJAK AKU LAH MBA KAPAN-KAPAN! Ucap saya antusias.


Nggak lama dari situ, Ibunya mbak ini sedang main ke rumah, ngobrol dengan Mamah soal entah apa. Bertepatan dengan waktu saya baru pulang nguli, tiba-tiba terdengar pembahasan Malang dan beliau tak segan menceritakan kisah seru yang sudah saya dengar dari anaknya beberapa waktu lalu.

"Iya, saya nyuruh Arin buat ajak Nur. Nggak rugi, deh. Bareng temen-temennya Arin juga. Kalau rame-rame pasti asik. Nanti di sana nginepnya di blablabla." 

Pokoknya beliau cerita puanjang dari mulai saya nggak menghiraukan cerita beliau hingga akhirnya  tahu-tahu saya sudah duduk manis dekat Mamah, menyimak keseruan cerita yang dibagi. Mamah saya cuma manggut-manggut, sesekali menimpali ucapan tamunya hari itu.

Dalam hati saya, wah keren juga strategi Ibunya mbak Arin xD.  Tapi ya siapa tahu dengan begitu saya langsung dapat ACC kan ya. Hahaha. Walau nggak tahu kapan deh bisa ikutnya. Namun kenyataannya, sampai detik itu Mbak Arin aja belum ngajak saya. Saya nggak mau GR dulu atuh. Haha.  


Malang tidak pernah ada di bucketlist seorang Nur Agustin di tahun 2019. Kejauhan banget atuh lah kisanak!. Bandung saja masih wacana-wacana-wacana terus, gimana yang jauh kayak gini? Nggak kepikiran. Nggak punya saudara atau teman di sana juga, jadi ya mau gimana toh. Wkwk. Tapi Semeru tentu sudah tercatat rapih sejak 2015-an lalu, walaupun nggak jadi-jadi, lah piyeee. Oke kalau yang itu mentalku belum siap. xD 

Namun nggak perlu waktu lama, 'kapan-kapan' yang sebelumnya sempat terucap itu, tahu-tahu sudah datang pesan ajakannya. Kadang sebercanda itu, cuy!


Pokoknya setelah dapet pesan itu, saya akhirnya mengumumkan sekaligus minta izin ke orang rumah bahwa anaknya mau vakansi, jaraknya cukup jauh, nginep, dan bareng sama tetangga juga kakak kelasnya. Namun saya juga tidak asal meminta izin lalu memaksa harus pergi. Kalau belum boleh, insyaAllah tahun depan laaah. Mengingat beberapa bulan ke belakang, pengeluaran sedang gencar-gencarnya, membuat saya juga harus memikirkan hal ini matang-matang. Pergi tidak ya.... Bimbang.


Malam itu Mamah datang ke kamar dan bilang, "Pergi aja kalau emang pengen. Kapan lagi. Mumpung masih muda." Lah, kok malah anaknya yang kaget dan heran dengar Mamaknya ngomong gitu. Biasanya tidak secepat itu dapat acc. Mungkin karena beliau kasihan melihat saya yang jarang keluar pergi-pergian kali, ya. Plus juga biar anaknya ini merasakan jalan-jalan jauh sendirian. xD


Eits, bukan tanpa catatan juga kenapa Mamah saya langsung setuju. Tentu dengan pertimbangan loh, ya. Bisa dibilang Mamah saya ini tahu dan kenal betul sama Keluarganya Mbak Arin. Saya juga sudah cukup dekat dengan Ibu dan Mbak Arinnya. Bisa dibilang, trip ini juga melibatkan keluarganya mbak Arin yang di Malang. Jadi, Mamah saya setuju-setuju saja menitipkan anaknya ke tetangga rasa saudara itu. Hehehe. 


Alhamdulillah dapet restu, meski banyak embel-embelnya sih. Tapi saya memang tipe-tipe orang yang merasa kalau pergi jauh nggak dapet restu itu nggak enak. Jadi daripada nanti kenapa-kenapa, akan lebih enak jika sudah mengantongi restu. Kiw kiw. Mengingat diri ini juga peyeumpuan, kalau wis ngantoin restu itu udah asyique aja gitu.


Singkat cerita, tiket sudah dipesan.

Siapa saja orang-orang yang ikut? Tentu hal ini menjadi sesuatu yang sangat mendebarkan buat seorang Nur. BAHAHAHAHA. 

Awalnya mbak Arin sempat tanya, "Tapi kamu bisa nggak ya akrab sama mereka? Eh, tapi kayaknya bakal nyambung sih. Bakal satu frekuensi." Lah dia tanya sendiri jawab sendiri. Karepmu, mbak :')

Benar, jauh sebelum saya diajak, saya sudah tahu siapa saja yang akan ikut, berdasarkan cerita perencanaan Mba Arin waktu itu. Kawan-kawannya Mbak Arin (sekitar delapan orang) di SMK diperkirakan akan menjadi teman perjalanan ke Malang jilid satu ini (semoga ada jilid II dan seterusnya meski dengan orang-orang berbeda. kkk. aamiin), yang artinya kakak kelas saya juga! Gila gila gila. Ngeri sedap. 

Persoalan kakak kelas ini kadang bikin saya cengo. Masalahnya ini beda dua angkatan di atas saya. Mereka nggak tahu saya yang mana, saya pun hanya sekadar tahu mereka berdasarkan kegiatan mereka saat sekolah waktu dulu, poin pentingnya adalah kami nggak pernah sapaan! Weyla saya cupu banget duluuu.~

Perasaan takut itu bikin saya mikir, wah bisa nggak ya nanti selama empat hari-an bareng-bareng? awkward nggak ya... Jokes kita sama nggak ya... Saya bakal paham yang mereka omongin nggak ya mengingat mereka satu grup perwhatsapp-an dan satu grup dalam pertemanan... WEY NUR KOK ANDA ORANG LUAR NEKAT SEKALI IKUT-IKUTANNN? APA TIDAK MERASA TAKUT?! Asli deh, saya takut. Wkwk.

Oke, aku meneng ae nanti lah selama perjalanan! Jurus andalan kita semua kalau nggak ngerti mau ngapain kan emang lebih enakan diem. wkwk.


Selama bulan Januari saya cuma dapet info beli-bayar tiket saja dari Mbak Arin. Mengingat saya orang luar, ya saya cuma dapet info apa-apa cuma dari mbak Arin saja. xD

Februari e-ticket sudah didapat dan dibagikan. Waaaau makin semangat!

Maret ada jadwal pertemuan rembug untuk ngomongin tempat-tempat yang mau didatengin saat di Malang nanti. Saya alpa nggak ikut karena tugas membludak, jadi saya percayakan kepada kakak-kakak senior saja soal destinasi yang akan disusuri! Mangstap!


Dan….


TAHU-TAHU SUDAH APRIL SAJAAAA...


H-16 hari...

Saya sibuk tanya-tanya ke Mbak Arin selaku ketua di trip ini (versi saya). Karena doi udah tahu celah Malang dan Batu yang asik tuh bagian mana saja, dan saya yang anak bawang ini mengandalkan doi banget lah. Aku tanpamu ya embuh, mbak :’)  

Saya tanya soal barang yang harus dibawa dan gak mubadzir ini apa saja, kira-kira di perjalanan nanti akan seperti apa, dan nanti di sana akan kemana saja. Saya baru sempat tanya akan ke mana di H-16. Telat? Justru tidak. Soalnya biar surprise aja gitu. Kan jadi nggak perlu berekspektasi banget. Namanya jalan-jalan yang beramai-ramai, sudah bikin rencana ke A, tahu-tahu nanti malah ke Z. Itu bisa saja terjadi, kan?. Wkwk. Tapi saya sudah googling, sih. Seenggaknya nggak buta-buta banget tempat seperti apa saja yang akan dikunjungi selama kurang lebih tiga harian di sana.

“Nur, udah siap berangkat?”

“InsyaAllah. Memori gawai sudah di backup semua, aman!”

“Kayaknya kamu yang paling siap liburan, Nur.” Ucap mbak Arin.

“Apaaan, justru belum siap-siap sama sekali. xD”


H-2

Kami ngobrolin masing-masing dapat tempat nyoblos di mana. Meski satu RT, kadang bisa saja TPS-nya beda. Kayak keluarga saya, yang beda TPS hanya saya saja. Ckck.
Besok pesta nyoblos dan ini perdana saya ikutan!  Kalau nggak ada rencana jalan-jalan ini, sudah dipastikan saya duduk jadi saksi esok hari seperti kawan-kawan lainnya. Wkwk.


Lanjut ngobrolin packing sudah sampai mana. Saya baru 80%.


"Mba, ini perjalanan terpanjangku naik sepur!" Aku saya yang masih tidak menyangka akan ikut serta dalam perjalanan ini. 

"Siapin mental Nur, soalnya bakal tidur sepanjang jalan! Bantal leher jangan lupa!"


Lalu lanjut cerita soal A-Z.


Waw, saya sudah membayangkan keseruan seperti apa yang akan saya dapatkan selama perjalanan sepuran 16 jam dan beberapa hari ke depan! Tapi kayaknya tidur masih jadi opsi terbaik. WKWK.


Waktu, cepat sekali kamu berlalu! 


Tahu-tahu sudah H-1 SAJA.



 AAAAKKKK TIDAKKKKKK!!


Cerita ini akan dibagi beberapa bagian. Karena kalau kepanjangan nanti yang bikin gumoh. Kalau sempat akan dibuat perincian biayanya. Kalu enggak, ya dinikmati saja ceritanya. Wkwk.

Cerita ini dibuat karena selain sedang rindu vakansi, saya juga mau menyimpan kenangannya, takut keburu lupa bangetttt. Meskipun ini juga terhitung telat banget. Perginya April, diceritainnya Desember. HAHAHA. 

Tapi jangan risau, woles gan, sis, ini nggak basi. Sumpede. Soalnya setiap bulan diangetin terus di otak sampai mendidih dan mau luber! Seperti biasa, tiap mau ngetik selalu bingung mulainya darimana. Jadinya baru dirilis delapan bulan setelah perjalanan. Hwakakak. Kren ga tu?  Huhu Dasar, Kenur!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah membaca sampai bagian akhir. ^^
Jika ada yang perlu dikomentari, maka komentarilah. Sebab punya perasaan yang dipendam itu memusingkan. Hehe.

NUR AGUSTININGSIH © | THEME BY RUMAH ES