Selasa, 07 Maret 2023

Pertanyaan Paling Beda Setelah ke Resepsi Teman



Biasanya, kalau kamu hadir ke acara pernikahan dan bertemu teman-teman kamu yang baru bertemu lagi setelah sekian lama, hal pertama yang akan keluar dari perangai mereka terhadap kamu, apa? 

Tanya kabar? 

Tanya lagi sibuk apa?

Tanya "kapan nyusul"?

Ya. Ketiga hal itu tentu saja menjadi pertanyaan palingggggg besar peluangnya untuk dilontarkan oleh mereka semua. 

Kadang sampai auto ngejawab,

iya gua sehat, 
lagi sibuk menjadi manusia,
nyusul kalau udah waktunya.

padahal belum ditanya. Terlalu inisiatif ya. wkwk.



Sebelumnya mau bilang terima kasih ke teman-teman atau siapapun kamu yang kenal saya lewat jalur real life atau online, yang tiba-tiba nggak ada angin nggak ada hujan bertanya, 

"Lu masih aktif ngeblog, Nur?"

sopan kh brtanya bgitu? wkwkwk candaa~

Jujur, nggak bohong, satu pertanyaan tersebut bisa bikin saya melongo dan kaget seketika. Hahaha. 

Pertama, ini pertanyaan agak lain dari mereka. Nggak saya ekspektasiin bakal ditanya sih sebenernya. WHY KLEN INGET? 

Kedua, bikin saya refleksi diri karena (maaf kalau udah bosen sama apa yang bakal saya ketik sehabis ini) udah lama banget nggak pernah ngetik di sini.

Ketiga, ini bikin saya sedikit terharu karena masih ada yang inget sama kegiatan yang udah saya lakukan (walau inkonsisten) sejak sekolah dulu. Ada yang mengingat saya lewat jalur cuap-cuap di blog tuh, waw. Makasieeeeeeh. Hahaha.

Meski di akhir kata, tetap ada plot twistnya, sih... Tapi ya udah ya udah, tetap dijawab dengan legowo meski kadang hah-heh-hoh. 

Kayak yang baru aja terjadi 4 Maret 2023, sepulang dari kondangan seorang kawan. Lucu sih ini. Wkwk.

Hari itu salah satu sahabat kami saat SMK menikah. Di pertemanan ini, dia adalah teman ketiga yang melangsungkan pernikahan. Cihuy.

Saya dan empat teman lain (aslinya bersembilan, tapi sisanya qadarullah berhalangan hadir) berangkat menghadiri acara pernikahan tersebut. 
Sebelumnya memang ada beberapa miskomunikasi buat kita semua nentuin "how" untuk sampai ke tempat acara. Dari yang ngerencanain naik kendaraan umum seperti KRL sampai akhirnya ada opsi lain yang lebih mudah, akhirnya kami pilih yang lebih mudah. 

Pilihan tersebut jatuh ke... naik mobil milik saudara salah satu kawan kami yang lain. Eh ternyata masalah barunya muncul, siapa yang bisa nyupirrrr? kebetulan nyupir yang kami bisa adalah nyuci piring, jadi sempat ada argumen mau sewa kendaraan. 
Namun di akhir, kami melobi salah satu teman yang niatnya mau ikut rombongan keluarganya untuk ikut rombongan kami saja. Alhamdulillah permasalahan terselesaikan.


Barakallahu laka wa baraka 'alaika wa jamaah baina kuma fii khoir buat Oencoe, semoga pernikahannya sakinah mawaddah dan rahmah. aamiin.💛


Setibanya di tempat berlangsungnya acara, tepat jam dua belas siang. Acara kebetulan baru mau mulai. Btw kami nggak turut hadir saat acara ijab qobul, dikarenakan di jam tersebut kami berlima baru sampai mana ya... masih di Depok kayaknya. Hehehe.  

Saya pribadi sangat bahagia sekaligus terharu menyaksikan satu demi satu teman saya sudah sah jadi istri orang atau jadi pemimpin di keluarga barunya. Buat yang sudah dapet gelar baru jadi ibu-bapak, juga saya ikut bahagia. Ponakan saya dari jalur temen SD/SMP/SMK/Kuliah ternyata sudah banyak ya ges ya. MasyaAllah. 

Muncul perasaan sedikit masih nggak nyangka. Perasaan kemarin masih pada sibuk ngomongin tugas seabrek yang nggak habis-habis dan berlanjut ngomongin gebetan masing-masing... Lah ini sudah dipinang semua. Hem... atau sayanya yang masih di dimensi lain, jadi rasanya ini semua terlalu cepat?. Tapi salutttt lah asli ke teman-temanku ini yang sudah berani ambil tanggungjawab yang amat besar itu dengan sat-set. Keren. 
Btw semangat, sabar dan tetap berjuang teruntuk yang masih berjuang meraih mimpi-mimpi atau yang masih berjuang dalam penantian dan memperjuangkan yang sedang diperjuangkan ya. Sabar ya gengs, ingat.... kita nggak lagi di ajang perlombaan. *pukpuk massal*. 

et intermezonya panjang ya... wkwk.

Setelah ucap selamat ke pengantin, ucap doa, makan-makan dan foto bersama, kami pamit kepada Cile dan Uda (misua Cile). Nggak bisa lama-lama karena perjalanan kita ke Depok cukup panjang dan kita nggak mau kejebak macet di tol tentu saja. Wkwk. 

Sepulang acara, kami rencananya nggak langsung pulang dulu. Sebenernya lebih ke lihat situasi sih. Kami mau silaturahmi dulu ke cafe milik salah satu kawan yang bisa menyetir mobil ini. Kali pertama saya dan á„‹á…µá„‰á…¡, satu-satunya teman cewek yang ikut di rombongan ini mengunjungi tempat ngopi anak moeda milik teman saya ini. 

Setibanya di sana kami berhamburan sibuk pesan minuman yang ada di menu dan ada juga yang melipir ke gerai makanan di sekitar tempat tersebut. Jadilah kami ngemil santai dulu sambil istirahat sebentar setelah macet-macetan asyiq.
Selama perjalanan pulang, hujan berselang-seling mengguyur jalanan yang kami lewati. Nggak hanya di sana, Depok juga diserbu berkahnya hujan, terlihat dari genangan air yang ada selama kami menuju ke kafe. Setelah hujan mengguyur, langit sore itu juga perlahan cerah dan menampilkan warna yang cantikkkk.

Setelah pesanan kami masing-masing datang, tentu langsung icip-icip semua yang tersaji di meja. Serta melaksanakan tujuan utama yang lain, yaitu hitung-hitungan wkwk.
Dalam momen ini sudah dipastikan ada percakapan yang berlangsung begitu saja. Anehnya, di sini kami ngobrolin hal yang selama perjalanan di mobil selama PP (pulang pergi) tadi nggak sempet kebahas. Dari awal berangkat sampai pulang, sejujurnya kami 50% diam dan 50% ngobrol. Obrolan pun diisi sama cerita dan celetukan receh zaman sekolah yang masih dibawa, mana masih lucu aja lagi. Huehehe. 

Di sela obrolan sudah pasti ada pertanyaan wajib kayak, who's next yang bakal nyusul sebar undangan? lalu merembet ke bahas kehidupan masing-masing secara umum, soal karir yang fafifu wasweswos, curhat beberapa masalah percintaan yang yagitude, bahas umur yang nggak kerasa udah jalan seperempat abad lewat, tapi kok ya malah musingi, dan percakapan lain. :').

Sampai akhirnya saya nggak paham, kenapa tiba-tiba masuk ke pembahasan buku dan blog saya...  yang lebih tepatnya bisa saya bilang seperti sesi wawancara dadakan. xixixi.


💬

á„‹á…® : "Lu nggak ada niatan bikin buku, Nur?" 

Waw, serius ini mukadimah pertanyaannya? kapjagi? tetiba banget?? Ini mah pertanyaan di luar ekspektasi saya pribadi. Berasa diskakmat cuy. WKWK. Kek mana aku jelasinnya?

á„‚á…¡ : "Ya ada, si... Tapi udah lama terpendam, cuy. Hehehe." 

Aslinya tentu ada, cuma ya gitu, udah lama banget keinginan itu menguap dan sekarang hilang arah. Belum nemu fokus krusial yang saya kuasai untuk dibahas. Soalnya saya menganggap menulis buku tuh nggak sesederhana waktu dulu. Sekarang tuh di kepala saya kayak semua harus 'matang' baik secara konsep, ide, maupun eksekusinya. Jadi kayaknya 'belum' ke tahap serius. Tapi nggak tahu kedepannya. Hehe. Mengenai tulisan receh-receh kayaknya cukup jadi konsumsi pribadi atau ya dilempar ke media yang lebih umum aja, kayak ke sini atau rumah-rumah saya yang lain.~


Nggak lama muncul pertanyaan bercabang dari yang lain...

보 : "Nur, lu masih aktif ngeblog?"

á„‚á…¡ "Masih, tapi di website yang lain, meskipun di sana jarang diisi juga si." 

Aslinya saya deg-degan ada yang inget blog nggak jelas ini. Hahaha. Gini-gini saya masih kaget kalau ada temen yang suka mampir ke sini, karena nggak sepede itu sama tulisan sendiri -- mau itu tulisan baru atau yang udah lampau sekalipun. 


보 : "Tapi yang lama masih ada, kan?" (maksudnya blog ini)

á„‚á…¡ "Masih banget kok. Hahaha." 

Nggak tahu kenapa saya ingin ketawa menjawabnya.


á„‹á…µ : "Blog lu tu yang nyeritain masa-masa sekolah itu ya?" tanya teman satunya sambil meningat-ingat. 

보 : "Iya bener yang itu. Btw waktu itu gua suka tuh mampir bacain blog lu, Nur. Buat pengantar tidur."

Seketika kami semua tertawa karena jawaban tersebut. Saya nggak kalah geli menertawakannya. Kalau dulu, mungkin bakal ngerasa sedikit kesal karena dapat respon kayak gitu. Tapi sekarang, saya ikut menyetujui dan mengakui hal itu. #ketawainbareng
Soalnya belum lama ini saya bacain tulisan lawas di semua blog yang saya isi, benar saja, hampir seluruh tulisan itu sok asyik, penyajiannya panjang, padat bet bikin sumpek dan tentu bikin ngantuk. Anehnya, dulu, saat nulis semua postingan itu kenapa bisa semangat banget ya? Xixixi. 


보 : "Tapi beneran si, gara-gara baca blog lu, gua bisa nambah kosakata baru, Nur." Lanjutnya.

Ini saya harus bersyukur apa gimana ya dapet respon yang ini? Alhasil cuma nyengir kuda sambil nyeruput minuman stroberi pesanan saya, sembari berpikir, hah? emang kosakata 'baru' kayak apa yang gua sempilin di blog sampai ada yang nyeletuk nambah kosakata? Karena saya menyadari selama ini kebanyakan ngetik sekenanya aja. Huekekek.


á„‹á…µ : "Ya lumayan lah, lu bisa nambahin views di blognya si Nur." Timpal teman yang satu lagi.

보 : "Iya tuh, gua lumayan menyumbang views ke blog lu Nur."

á„‚á…¡ "Makasih banget loh sebelumnya, meski cuma satu atau dua klik, dulu itu sangat berarti. Hahaha."

Ucap saya masih sambil ketawa-ketiwi plus manggut-manggut mendengar penuturan --lebih tepatnya celetukan receh mereka.


Tak berhenti di sana, percakapan berlanjut ke topik views blog yang lebih luas, bagaimana cara dapat penghasilan di blog? apakah saya selama ini dapat uang dari blog atau enggak?  pakai adSense enggak? dalam satu kali posting harus dapet berapa views untuk bisa tembus uang receh di blog?
Pertanyaan tersebut kayaknya lumrah ditanya ya ke tiap orang yang ngeblog. Namun karena pada dasarnya saya memang udah lupa dengan rumus blog tersebut, toh ngurusin isi blog aja udah hampir nggak pernah, maka saya jawab sesuai fakta. Ehehehe.

Sehubungan dengan langit yang sudah menampakkan sinar ungu, biru, dan oranye yang lambat laun menjadi gelap, saya dan satu-satunya kawan cewek, izin pamit pulang duluan. 


⭐⭐⭐🌜⭐⭐⭐


keinget fandom apa hayo?

Dari kejadian di atas, sebenarnya saya sepanjang jalan pulang merenung sambil ngelihatin langit sore yang warnanya makin cakep banget masyaAllah. 

Saya kepikiran beberapa pengakuan teman-teman yang saat dulu pernah satu kelas sama saya. Beberapa dari mereka ngaku ke saya secara langsung maupun lewat chat, baik DM Instagram atau WhatsApp. Katanya, mereka kalau kangen masa sekolah, pasti mampir ke blog saya ini buat nginget masa-masa itu. Utuk-utukkk.... 

Malah ada juga yang chat cuma minta tolong untuk screenshot isi blog yang udah saya hide dari postingan, katanya mau nginget kayak gimana sih diri dia waktu sekolah? (iya di blog saya waktu dulu isinya emang ngebahas seisi kelas mulai dari guru, temen, suasana kelas, dan lain-lain. Tentu saja dibahas dari sudut pandang saya. Hehehe) Waktu baca itu saya auto senyam-senyum sih. HAHAHA SEKALIGUS MALU CUY NGUBEK POSTINGAN LAMA.



Nggak sampai situ aja. Tahun lalu juga salah satu teman yang sekelas ada yang DM.

 

Saat ada bubble chat dari salah satu temen yang bisa dibilang udah nggak pernah kontakan semenjak lulus tuh, pasti lebih kaget. Tumben amat nih? ada berita apaan? Wkwk. Soalnya selama ini kalau dichat teman sekolah, keseringan dapat info dia mau mengundangan. Xixixi. Ga jauh dari itu.

Eh ternyata bukan, guise. 
Dia tanya alamat blog saya. Mau lihat yel-yel study tour zaman 2013 yang kebetulan saya taruh di blog (tapi memang pengunjung postingan yel-yel ini paling buanyak sepanjang sejarah saya ngeblog). Sotoy saya si kayaknya mau dia pakai buat referensi acara gathering kantornya. Hehehe. Tapi nggak sempat kebalas tepat waktu karena saya baru buka IG beberapa minggu setelah DM itu masuk. "Terserah lu aja, Nur!" adalah respon yang amat wajar diucapkan oleh dia. Mohon maaf sebelumnya. Ehehe.



💚💚


Saya mau ucap terima kasih kepada saya, yang saat itu memutuskan untuk menulis keseruan masa-masa sekolah (terutama SMK) meski isinya sangat berantakan dan aneh. Tentu tulisan-tulisan di sini, semuanya ditujukan untuk dikenang dikemudian hari oleh diri sendiri. Tapi saya nggak nyangka aja kalau targetnya malah meluas. Awalnya memang diniatkan cuma buat pribadi, eh malah banyak juga yang cari, terutama dari teman-teman yang pernah satu kelas dan yang seangkatan di sekolah. *tetiba terharu abiz* 

Nggak saya duga kalau mereka tuh (meski cuma beberapa orang aja) masih suka mampir buat cek postingan caur  saya yang ketikannya amat menggelikan itu. Hahaha. 


Juga mohon maaf kalau ada postingan lama yang mungkin lagi kalian cari di sini tapi nggak menemukannya lagi. Postingan itu sengaja saya jadikan draft, karena pertama, saya malu sama gaya tulisan sendiri, kedua, banyak perasaan dan momen-momen yang udah berubah dan lebih baik nggak usah diangkat ke permukaan lagi (caelah), dan ketiga, tak lain karena di beberapa postingan (yang kebetulan itu kenangan masa sekolah dan ramai pengunjung) masih terselip foto-foto teman perempuan yang saat itu belum menutup aurat, jadi saya putuskan untuk meng-keepnya sendiri.  Kalau ada teman-teman sekolahku yang ada di postingan tersebut tiba-tiba mau baca postingan itu lagi, DM/Email/Chat saya masih terbuka lebar. Hehe💛


Terima kasih kepada kalian semua yang sudah membersamai saya (juga blog ini) dari era posting yel-yel study tour ke Jogja waktu kelas X, lalu pemaksaan suruh mampir buat baca postingan yang ada (maafin ya temen-temen TKJ dan temen kuliahku tercienta, xixixi), era curhatan random kisah cinta suka-sukaan bocah esema sampe kuliah yang uaneh pol (cailah), postingan saya di blog lain yang mungkin pernah disinggahi, sampai postingan ini yang mungkin nggak sengaja diklik atau dibaca (atau mungkin terpaksa baca karena tautannya saya bagikan di beberapa media) wkwk. 


Terima kasih setulus hati.

Salam,
Kenoer 💜





Foto by: á„‡á…© dan sisanya arsip pribadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah membaca sampai bagian akhir. ^^
Jika ada yang perlu dikomentari, maka komentarilah. Sebab punya perasaan yang dipendam itu memusingkan. Hehe.

NUR AGUSTININGSIH © | THEME BY RUMAH ES